Seperti Biasa
SEPERTI BIASA
Selimutku tipis sedang dingin udara menebal, dan malam bersuluh bintang.
Kulipat tangan, kuraba dan kuusap kulitku, kuharap panas menyerang, dan angin membisu.
Sulit aku mengenang indah masa lalu, dalam dukaku kini, seorang, berjalan di lorong, dan waktu melambat.
Kukatakan kau tak ku ulangi, kubiarkan malam murka padamu, dan saatnya malam berselimut awan.
Kucoba terus berjalan, melorong ke sudut-sudut bangunan sepi, dan angin tak bersahabat.
Dekat pinggir tong sampah, kulihat seorang bapak tua terduduk, menghisap asap tak berguna.
Ia menyapaku, "anak muda adakah kau lihat kekasihku?"
Aku bisu..